SIAPAKAH FIGUR ANDA?!
Chairun Na'im, Lc
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullulah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”(QS.Al-Ahzab:21)
Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti dan mencontoh orang yang dikaguminya.Dan pada umumnya,kekaguman pada seseorang itu akan timbul karena sering melihat,membicarakan atau mendapatkan keistimewaan-keistimewaan pada orang tersebut.Kenyataan seperti ini,jika tidak dapat dikondisikan dengan baik akan membantu dalam pembentukan sifat,karakter dan kepribadian mulia seseorang.Sebaliknya jika tidak dapat dikondisikandengan baik akan sangat berpengaruh pada bobroknya moral dan prilaku,dalam hal ini faktor lingkungan adalah kunci utamanya seseorang yang hidup dalam lingkungan pesantren dimana setiap harinya ia dihadapkan dengan kitab-kitab islam klasik dan sejarah para ulama,maka akan memiliki kecenderungan untuk mencontoh dan meniru mereka,maka hampir dipastikan bahwa ia pun akan cenderung mengikuti dan mencontoh gaya hidup bebas dan kasar.
Inilah yang terjadi pada generasi islam saat ini.Dimana sosok yang sering mereka lihat,mereka bicarakan dan menjadi konsumsi tiapa hari,melalui berbagai media adalah sosok orang-orang yang kehidupannya gemerlap(bebas dan hura-hura)sehingga mereka meniru prilaku yang diidolakannya.Kondisi ini tentu bukanlah fenomena yang diharapkan,sejak awal masa kenabian Rasullualh SAW,telah mengingatkan kita selaku umatnya,agar tidak lupa mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai Allah SWT,nRasulNya dan Agamanya sebab dengan tiga cinta inilah seseorang akan menjadi hamba idaman.
Satu,diantara sekian banyak cara untuk menumbuhkan rasa cinta ini adalah dengan selalu mempelajari sejarah kehidupan dan kepribadian Rasullulah para sahabat dan para ulam sebagai pewaris ilmunya baik melalui lembaga-lembaga pendidikan formal atau non formal.Penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,saat ini semarak dilakukan oleh mayoritas umat islam di seluruh dunia barang kali salah satu termasuk cara no formal.Akan tetapi memiliki dampak sangat besar dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap Rasullulah SAW, dan agamanya dan rasa inilah yang kemudian akan menjadikan sebagai Fans berat Rasullah SAW, dalam berbagai sisi kehidupan.Hidup ala Nabi,mati ala Nabi,makan ala Nabi tidur ala Nabi dan seterusnya,ninilah yang dikhendaki oleh Allah SWT,sebagaimana dalam firmanNya.
“sesungguhnya pada mereka itu(Ibrahim dan Umatnya)ada teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan) hari kemudian.Dan barang siapa yang berpaling,maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji”
MENGAPA HARUS RASULLAH?!
Karena Allah SWT pun memuji akhlaknya.
Ketika Allah SWT, memerintahkan kita untuk shalat,maka Allah tidak salat,saat Allah memerintahkan kita puasa,zakat,haji dan ibadah-ibadah lainnya maka Allah tidak melakukan ibadah tersebut.Akan tetapi ketika Allah memrintahkan kita untuk bersholawat kepada Rasullulah SAW,maka Allah SWT sendirilah yang telah memulainya terlebih dahulu bersama malaikat -Nya.
Bukaknkah didalam firman-Nya Allah telah mengingatkan,
“Sesungguhnya Allah SWT,dan para Malaikat-Nya telah bersholawat kepada Nabi (Rasulullah Muhammad SAW).Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kalian kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”(QS.Al-Azhab:56)
Ternyata Allah AWT,saja menghormati beliau lalu bagamanakah kita? bahkan para sahabat pun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tidak sopan terhadap Rasullulah SAW.
Saat rombongan Bani Tamin menghadap Rasullulah untuk meminta beliau menunjuk pemimpin bagi mereka sebelum Rasullulah mengambil keputusan Abu bakar dan Umar sudah saling berdebat Abu Bakar bekata “Wahai Rasul angkatlah Al-Qa’qa bin Ma’bad sebagai pemimpin mereka” Umar menjawab “tidak ya Rasul ,angkatlah Al-Aqra bin Habis”lalu Abu Bakar pun berkata pada Umar “kamu hanya ingin membantah aku saja” Umar menjawab,”aku tidak bermaksud membantahmu” keduanya bebantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras.Ketika itu turunlah ayat :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya.Takutlah kamu kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menaikan suaramu diatas suara Nabi,janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu.Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya”(QS.Al-Hujarat1-2)
Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata,”Ya Rasullulah,demi Allah sejak sekarang aku tidak akan berbicara dengan mu kecuali seperti seorang saudara yang membisikan rahasia”Umar juga berbicara kepada Rasullulah dengan suara yang lembut.Bberapa waktu setelah wafatnya Rasullulah seorang Badui datang menemui Umar bin Khatabh ra,Arab Badui itu berkata”ceritakanlah kepada ku Akhlak Muhammad!” Umar menangis mendengar permintaan tersebut bahkan ia tidak sanggup berkata apa pun Umar menyuruh Badui Arab itu untuk menemui bilal dan menanyakan hal itu kepadaa.Setelah bertemu bilal dan menanyakan pertanyaan yang sama arab badui tadi mendaptkan jawaban yang serupa,tangisan.ya,tangisanlah jawaban bilal ketika ia diminta untuk menceritakan tentang akhlak Rasullulah,bilal menangis tersedu iapun tak sanggup menceritakan apa-apa seperti halnya Umar Bilal pun meminta laki-laki tersebut untuk menjumpai Ali bib Abi Thalib.
Laki-laki itu mulai heran dalam hatinya mulai bergumam ,”bukankah Umar merupakan Sahabat utam Nabi,begitu pula Bialal?tapi mengapa mereka tidak dapat menceritakannya?!Dengan penuh harap Badui itu pun pergi menemui Ali.Setelah bertemu Ali,Badui pun bertanya seperti apa yang di tanyakan kepada Umar dan Bilal,Ali pun menjawab “Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berada diatas akhlak -Akhlak yang agung”!(QS.Al-Qalam )[68]:4)
Dalam banyak riwayat yang lain kita juga dapat melihat akan kerendahan hati Rasullulah SAW.terhadap para sahabat dan bagaimana beliau lebih senang memuji mereka darpada mencari kekurangan dan kejelekan mereka.Abu Bakar beliau sebutkan sebagai orang yang paling lembut peranginya dianatara umatnya,Umar dijuluki sebagai orang yang paling keras (tegas)dalam mendirikan syariat Allah,Utsman dipuji sebagai orang yang paling malu bahkan lebih pemalu dari seorang gadis sekalipun dan Ali beliau banggakan sebagai orang yang paling faqih dalam hal menentukan hukum Allah SWT. Dalam satu kesempatan menjelang akhir hayatnya Rasullulah berkata pada sahabatnya”sebentar lagi,barangkali Allah akan memanggil ku aku tidak ingin bila dipadang Mahsyar nanti ada yang ingin menuntut balas perbuatanku terhadap kalian diwaktu lalu ucapkanlah!”sahabat yang lain terdiam namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata “dulu ketika memeriksa barisan saat ingin pergi perang,engkau meluruskan posisiku dengan tongkat mu.Aku tak tau engkau sengaja atau tidak tapi aku ingin menuntut qishah hari ini”para sahabat terpana tidak menyangka akan ada yang berani seperti itu.Umar berdiri dan siap membereskan orang itu,akan tetapi Rasullulah melarangnya.Rasullulah meminta bilal untuk mengambil tongkat kerumah beliau.Siti Aisyah pun tercengang tidak percaya.Rasullulah pun memberikan tongkat tersebut kepada sahabat tersebut seraya menyingkapkan bajunya,sehingga terlihatlah perut beliau seraya berkata ‘;lakukanlah’!.
Pelajaran yang harus kita ambil dari kisah ini adalah bahwa menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang tercela.Allah tidak akan memaafkan sebelum orang yang kita sakiti memaafkan kita,karena itulah Rasullulah sangat berhati-hati dan khawatir sekiranya ada orang yang pernah beliau sakiti dan belum meminta maaf kepadanya.
BAGAIMANA DENGAN KITA?!
Lebih dari semua itu yang patut menjadi bahan introfeksi bagi kita adalah,kisah perbincangan Rasullulah dan Utbah bin Rabi’ah salah seorang pembesar Quraiys.Dalam satu kesempatan Rasululah didatangi pembesar kaum Quraiys Utbah bin Rabi’ah Ia berkata kepada Rasullulah “Wahai kemenakanku bengkau datang membawa Agama baru,apa yang sebenarnya engkau kehendaki? jika engkau mengkehendaki harta akan kami kumpulkan kekayaan kami,bila engkau mengkehendaki kemuliaan,maka akan kami muliakan engkau,jika engkau adasesuatu penyakit akan kami carikan obatnya dan jika engkau mendambakan kekuasaan biar kami jadikan engkau penguasa kami” Rasullulah mendengar dengan sabar uraian tokoh musrik ini,tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraan ketika Utbah selesai bicara,Rasulullah pun bertanya “sudah selesaikah engkau wahai Abu Walid?’ sudah “jawab Utbah’. Rasullulah segera menjawab uraian Utbah dengan membaca surat Al Fushilat dan ketika sampai pada ayat sajdah, Rasulullah pun bersujud. Kita tentu tidak heran bagaimana Rasullulah dapat dengan sabar mendengarkan perkataan Utbah sebab kita telah mengetahui bagaimana akhlak Nabi dalam menghormati pendapat orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar