03 / Buletin Jum’at / 01 / 2012
26 Shafar 1433 H
JALAN MENUJU IMAN YANG BENAR
Drs. Madropi
Potongan kisah ini mengingatkan kita semua sejauh mana tingkatan iman yang melekat dalam hati kita masing-masing.
Sebuah hadits mengingatkan kita semua, iman terkadang bertambah dan terkadang berkurang (Yazid wa yankus). Ketika iman bertambah dan memuncak, cobaan,godaan apapun seakan tidak ada masalah dan kita sanggup menghadapinya.Tetapi ketika iman drop/turun, cobaan sedikit saja menimpa, terkadang muncul sikap keluh kesah/putus asa, dan tatkala godaan datang, tidak sedikit orang yang tidak sanggup menghadapinya. Akhirnya iman itu hilang,yang berkuasa adalah hawa nafsu.
PENGERTIAN IMAN
Menurut bahasa, Iman berasal dari kata Aamana – Yu'minu – Imaanan artinya: Percaya. Menurut Istilah, iman adalah Takriirun billisan, watasdiiqun bilqolbi, wal a'malu bil arkan artinya: Iman adalah: Diucapakan dengan lisan, diyakini dengan hati, dan diamalkan dengan anggota badan.
Sabda nabi, iman adalah:” A'qdun bil Qolbi wa iqraarun billisan wa a'malun bil arkan,artinya: Iman adalah kepercayaan dalam hati,diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan”.(H.R. Ibnu Majah)
Firman Allah “Sesungguhnya orang Mu'min itu,ialah mereka yang beriman kepada Allah dan pesuruhnya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta benda mereka dan dengan diri mereka di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar (Q.S. Al-Hujuraat/49:15)
Dari penjelasan tersebut, jelaslah bahwa iman yang shadiq (benar) itu tidak cukup hanya didalam hati dan di ucapkan dengan lisan saja, tetapi harus dibuktikan dengan amal atau perbuatan, karena iman yang tidak dibuktikan dengan amal, sesungguhnya dialah iman yang tidak berarti.
Bolehkah seseorang dikatakan percaya pada Dokter, sementara tidak mendengar nasehat dan perintahnya ?
Bolehkah kita katakan percaya kepada Allah swt,sementara tidak mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya ? Jawaban dari pertanyan itu tentunya,”Tidak”. Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda: “Laisal Iman bittamannii walakin maa wuqiro fil qolbi washaddaqatul a'mal”.
Artinya : Bukankah iman itu dengan cita-cita,tetapi iman itu kepercayaan yang tetap didalam hati dan dibuktikan dengan amal. (H.R. Al-Daylami dan Anas).
JALAN MENUJU MASUKNYA IMAN
Jalan menuju masuknya iman terdapat dua cara yaitu: Menambah tebalnya iman dan menjaga supaya iman itu senantiasa cemerlang.
Untuk menambah tebalnya iman,tentu kita harus mengambil Maui'zhoh, pelajaran atau nasehat-nasehat dengan mempelajari dan memahami ayat-ayat Al-Quran,hadits-hadits,yang isi kandungannya menjelaskan tentang orang – orang yang tidak memiliki iman, dengan diiringi ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits yang isi kandungannya menjelaskan tentang orang – orang yang memiliki iman dan keutamaannya serta riwayat-riwayat yang berhubungan dengan kisah-kisah orang shalih yang memiliki kemuliaan iman.
AYAT ALQURAN, HADITS, DAN KISAH ORANG SHALEH UNTUK MENAMBAH IMAN
1.”Demi Tuhanmu! Mereka tidaklah beriman sehingga mereka meminta hukum kepadamu di dalam apa yang mereka perselisihkan,kemudian mereka tidak mendapati pada diri-diri mereka keberatan dari apa yang telah kamu putuskan itu,dan mereka menyerah dengan sesungguh-sungguhnya”.(Q.S.An-Nisa/4:65)
2.”Tidaklah dikatakan beriman salah seorang di antaramu sehingga keadaanKu lebih disukainya melebihi kesukaannya kepada bapaknya,anaknya,dan semua manusia”.(H.R.Buchari dari Anas)
3.”Sesungguhnya Orang Mu'min itu apabila di sebut nama Allah bergetarlah hati-hati mereka, dan apabila di baca atas mereka ayat-ayat-Nya menambah mereka kepada iman, dan kepada tuhan,mereka bertawakal”.(Q.S.Al-Anfaal/8;2).
4.”Orang Mu'min itu manfaat, kalau engkau berjalan dengannya ia memberi manfaat padamu, jika engkau minta musyawarah,Ia memberi manfaat kepadamu, kalau engkau bergaul dengannya iapun memberi manfaat kepadamu, semua perkaranya itu bermanfaat.(H.R.Abi Naim dari Ibnu Umar).
5. Maui'zhah yang berhubungan dengan riwayat orang-orang shaleh:adalah: Bilal Bin Rabah seorang budak hitam yang terkenal azannya, pernah ditelanjangi ditengah teriknya matahari dan dihimpit dengan batu besar, namun dari mulutnya keluar iman yang tangguh, berupa ucapan ahad. Ahad artinya satu (Allah satu ).
Untuk menjaga supaya iman itu cemerlang yaitu dengan cara mengambil jalan nasehat-nasehat yang dapat menimbulkan khauf (rasa takut) menjalankan maksiat. Tiap-tiap orang Mu'min itu tentu memiliki benih iman yang bercahaya dalam hatinya. Cahaya iman itu ada yang semakin lama semakin besar dan semakin cemerlang, tetapi ada juga yang semakin lama semakin kecil dan padam.
Adapun perkara-perkara yang dapat menutup dan memadamkan iman itu ialah: Perbuatan maksiat. Orang yang melakukan maksiat, maka kemaksiatan itu mengurangi cahaya imannya, sehingga kalau ia telah suka dan senatiasa menjalankannya terus menerus, maka cahaya imannya menjadi berkurang sedikit demi sedikit, lama kelamaan padam, sirna sama sekali.(Naudzu billahi min dzalik)
Untuk menjaganya, maka Khauf harus di tanam dan dikuatkan benar-benar dalam hati, karena khauf itulah dinding yang sangat teguh yang dapat mencegah diri dari kemaksiatan.
Cara atau jalan untuk menguatkan khauf adalah : Dengan mengambil hikmah kejadian yang terjadi pada orang-orang yang durhaka dan melemahkan hawa nafsu syaithan, berkata Imam Buchari: ”Perangilah perintah-perintah nafsu dosa syaithan, meskipun tampak kedua-duanya itu bernasehat”.
Demikian semoga iman kita semua semakin bertambah dan semakin cemerlang.
___oo000oo___
Posted : Abee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar