Rabu, 25 Januari 2012


 02 / Buletin Jum’at / 01 / 2012
19 Shafar 1433 H
HARTA DAN KERJA KERAS
H. Ahmad Rivai, M.HI

“Dan Allah memberikan rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas”.(QS.Albaqarah/2:212) 

Kekayaan merupakan pemberian dari Allah SWT kepada hamba-hamba yang dipilih menurut izin dan kehendaknya.Pemberian rahmat kepada kita merupakan hak prerogatif Allah yang tidak ada seorangpun mampu mempengaruhinya.Termasuk pemberian rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.Dengan rahmat-Nya pula,Dia memberikan ragam fasilitas yang ada di muka bumi kepada manusia dengan menundukan segala hal dimuka bumi ini dan dilaut.Mari kita perhatikan ayat Allah berikut ini,ayat pertama ,”Dia-lah Allah,yang menjadikan segalayang ada di bumi untuk kamu dan dia berkhendak(menciptakan)langit,lalu dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”.(QS.AlBaqarah 2:29) Ayat Kedua, “ Apakah kamu tiada melihat bahwasannya Allah menundukan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar dilautan dengan perintah-Nya,dan Dia menahan (benda-benda)langit jatuh kebumi,melainkan dengan izin-Nya? sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”.(QS.Al Hajj 22:65.) 
Bila kita melihat dua ayat di atas,sesungguhnya Allah adalah pemilik dan pencipta segala yang ada di dunia ini serta melimpahkan hak sepenuhnya kepada kita sebagai manusia dengan memberi kesempatan seluas-luasnya untuk memanfaatkan beragam fasilitas di bumi ini.Menurut perspektif (pandangan) Islam bahwa pencarian dan pengumpulan harta atau kekayaan di perbolehkan bahkan dalam kondisi tertentu pengumpulan harta bisa menjadi suatu kewajiban.Meskipun begitu,kekayaan tidak boleh disalahgunakan karena Allah telah menjelaskan dan menetapkan perintah-Nya yang berkaitan dengan harta  atau kekayaan tersebut.Jadi,harta harus diperoleh dan dinafkahkan dengan tanggung jawab sesuai syari’ah. Dengan begitu kekayaan merupakan bentuk ujian Allah kepada hambaNya,apakah mereka mengikuti perintah-perintah-Nya atau tidak,khususnya dengan pemberian kekayaan itu karena pemilik kekayaan tersebut kelak akan dimintai pertanggung jawabannyaitu.Hal tersebut tercermin dari Firman Allah,”Dan ketahuilah,bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.Al Anfal 8:28).
Seorang Muslim harus mengetahui status harta atau kepemilikan hartanya.Sebagai ilustrasi,bila kita memiliki suatu kendaraan atau yang lainnya,maka kita harus mengetahui setatus kepemilikan tersebut dan cara memperolehnya,apakah harta itu milik sendiri atau milik orang lain?atau apakah harta yang kita gunakan ini titipan orang lain atau memang milik kita?.Kita harus menyadari bahwa segala hal yang kita miliki ini adalah titipan ASllah.Dia menyempurnakan karuniaNya lahir dan bathin,sebagaimana termaktub dalam kalam ilahi, “Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukan untuk (kepentingan)mu apa yang dilangit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untuk mu nikmat-Nya lahir dan batin,dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan”.(QS.Lukman 31:20).


Disamping harta sebagai titipan Allah,harta juga merupakan perhiasan bagi manusia.Manusia dihiasi dalam pandangannya dengan sahwat atau keinginan yang kuat,makanya manusia senang dan mencintai tiga hal.Pertama,senang dan sangat mencintai wanita,khusunya bagi lelaki dan sebaliknya.Kedua ,manusia sangat mencintai anak-anak mereka bahkan terkadang orang tua sangat bangga dengan kecantikan,kecerdasan,dan prestasi anak-anaknya.Ketiga,Allah tumbuhkan dalam hati mereka senang dan mencintai harta yang banyak,bangga dengan harta kekayaan mereka.Tiga hal tersebut disinyalir oleh Firman Allah,” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaanya kepada apa-apa yang diingini,yaitu :wanita-wanita,anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas, perak kuda pilihan,binatang-binatang ternak dan sawah ladang.itulah kesenangan hidup di dunia,dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.(QS.Ali Imran 3:14)
Harta yang dimiliki seseorang itu hakikatnya merupakan ujian  baginya.Karenanya apakah harta titipan ini mau dipergunakan di jalan Allah atau di jalan syetan ,padahal harta itu hanya wasilah (mediasi) atau perantara  seorang hamba dengan khaliqnya . Pendek kata harta sebagai ujian keimana dan ujian ini untukmeningkatkan derajat dan kualitas dirinya dihadapan Rabb Jalil,Allah swtKarena surat At-Taghabun merekam jelas peristiwa itu.”Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),dan disisi Allah -lah pahala yang besar.”(QS.At-Taghabun 64:15). Harta dan diri kita harus selalu berada di jalan Allah . Harta yang telah kita cari dan peroleh itu harus kita salurkan lagi kejalan yang benar bukan jalan yang buruk,jalan yang baik itu banyak ragamnya seperti,nafkahi keluarga,orang terdekat,fakir miskin dan sebagainya. Sebaliknya,penyaluran jalan yang buruk seperti,penggunaan diluar aturan syari’ah.”Berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah,yang demikian itu adalah lebih baik bagimu,jika kamu mengetahui”.(QS.At-Taubah 9:41)
Dalam memperoleh harta atau mengumpulkan harta benda,hendaknya kita harus bekerja keras,ulet,tekun dan fokus.Hanya saja agama Islam mengingatkan hamba Allah tentang rambu-rambu atau batasan seperti,larangan melupakan mati.Lihat Firmannya,”Bermegah-megahan telah melalikan kamu,sampai kamu masuk kedalam kubur.Maksud bermegah-megahan dalam soal bnyak harta,anak,pengikut,kemuliaan dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan”.(QS.At-Takatsur 102:1-2).Boleh berusaha,dan bekerja keras dan ulet,namun jangan sampai melupakan zikir kepada Allah (QS.Al-Munafiqun 63:9).”Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-ankmu melalikan kamu dari mengingat Allah.Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” bekerja keras dan tuntas adalah tuntutan seorang hamba yang melakukan beraneka aktifitas. Dan  dilarang lalai atau melupakan shalat dan zakat.Mari kita cermati Firman Allah ini,”Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari)mendirikan sembahyang,dan (dari) membayarkan zakat,mereka takut pada suatu hari yang(yang dihari itu) hati dan penglihatan goncang”(Al-Nur 24:37).Kalaulah harta milik seorang yang beriman dapat didistribusikan dengan baik kepada umat maka kita telah melaksanakan amanat Al-Qur’an,surat Al-Hasyar yang menegaskan bahwa peredaran uang tidak berputar hanya dikalangan kaya saja (the have),”(dari harta benda)yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah,untuk Rasul,kaum kerabat,anak-anakyatim,orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu,apa yang diberikan Rasul kepadamu,maka terimalah dan apa yang dilarangnya bagimu,maka tinggalkanlah dan bertawaqalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah amat keras hukumnya.
Demikianlah renungan tentang harta dan kerja keras,kita berharap mampu memahami setatus harta yang kita miliki dimana harta itu titipan Allah,perhiasan,ujian keimanan dan sebagai bekal ibadah.Di samping itu kerja keras kita jangan sampai membuat melupakan kita mati,melupakan dzikir kepada Allah,tidak melupakan shalat dan zakat dan jangan harta itu berputar dikalangan elit saja.
Semoga kita selalu di Rahmati oleh Allah.Amiin.

 ___oo000oo___

Layout : Abee/ Doen




Tidak ada komentar:

Posting Komentar