Kamis, 26 Januari 2012


AGAR KESUKSESAN TAK MENIPU


Duhai Allah,
Jangan biarkan silaunya dunia menipu mata kami,
mengubur ghiroh ibadah kami,
dan menutup rapat-rapat kesempatan dalam berbuat amal.
Jadikan semua bentuk kesuksesan ini, menjadi pijakan buat akhirat nanti yaa Robb!

Siapapun  kita, selama atas nama manusia, pasti kecendrungan hatinya ingin kekayaan, wanita-wanita, anak-anak keturunan, kendaraan mewah dan harta berlimpah. Istilah sederhananya kesuksesan. Ini wajar, karena memang sudah sifat dasar manusia. Dan Al-Qur’an pun sudah menyebutkan hal yang demikian. Hanya saja, kewajaran itu akan  kebablasan  dan menjadi tidak wajar,  jika kita sudah melupakan akhirat sebagai tempat terakhir kita. Makanya lagi-lagi Al-Qur’an mengingatkan tentang hal ini, bahwa kehidupan dunia itu sesungguhnya menipu, dan akhirat adalah tempat sebaik-baiknya kita kembali.

Memang tidak salah, ketika kita menginginkan hal yang demikian (kesuksesan), bahkan sudah seharusnya orang muslim itu kaya dan mempunyai harta, agar tidak menjadi orang yang  ditindas, dihina, dan diremehkan. Bahkan dengan kekayaan itu, kita bisa berbuat banyak untuk umat. Bisa beramal lebih dari sekedar doa semata.

Sebagai uswah, kita bisa melihat Nabi kita, yang ternyata sebelum kenabiannya beliau dalah seorang pengusaha yang cukup sukses. Pedagang yang cukup disegani dan dihormati. Tidak hanya beliau, sahabat-sahabat beliau seperti Utsman bin Affan, Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Bakar Ash-shiddiq, Umar bin Khattab, dan sebagainya, mereka adalah orang-orang kaya.

Tapi mereka tidak silau dengan dunia. Mereka tetap hidup dengan kesederhanaannya. Seperti Umar bin khattab, yang ternyata pakaian beliau tidak lebih dari tiga model. Ketika makan pun, lauk beliau tidak lebih dari dua macam lauk. Sahabat Abdurrahman bin ‘Auf misalkan. Beliau dalam satu kali majelis, selalu mensedekahkan hartanya di atas 60 Milyar!! Subhanallah.. dan yang lebih mencengangkan, yang membuat kita takjub adalah sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau mensedekahkan hartanya di jalan Allah dan Rasulnya 100 persent dari hartanya.
Lalu bagaimana dengan kita? Kita  sering lalai dengan harta yang kita miliki. Terkadang, kita lupa siapa yang memberi harta pada kita. Jangankan sedekah, uang receh saja kadang kita tidak rela diberikan untuk orang yang membutuhkan. Kita kadang sering pamer terhadap apa yang kita miliki. Kita bangga ketika ada orang yang memuji terhadap apa yang kita miliki. Na’udzubillah..

Saudaraku, Jangan sampai dunia menyilaukan mata kita. Pepatah mengatakan, letakkan dunia itu di tanganmu, dan jangan letakkan dunia di hatimu.  Karena kalau diletakkan dihati, kemudian hilang, jadilah sakit hati. Maka, jadikan duniamu untuk pijakan akhiratmu. Sebagaimana suatu ungkapan, sebagian mengatakan sebagai hadits Nabi, Addunya mazroatu lil akhiroh (dunia adalah ladang amal untuk akhirat kelak).
 Sebagai penutup tulisan ini, silahkan disimak beberapa ayat-ayat Allah, agar kita tidak tertipu dengan kesuksesan kita.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(QS. Ali Imran : 14)

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imran: 185)

Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadiid: 20)

….Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa…(QS. An-Nisa: 77). Wallahu a’lam.

Tulisan ini, akan dimuat di Koran Jurnal Bogor pada hari Jum'at tanggal 27 Januari 2012.
Simak terus tulisan-tulisan saya di Jurnal Bogor setiap hari jum'at. Semoga bermanfaat. Aamiin..
Salam,
@dinsyaikhuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar